Efektif tanggal 1 September 2018, UOB One Card memberikan fitur dan keuntungan baru yang sesuai dengan kebutuhan gaya hidup Anda dan keluarga.
Sumber dari website resmi UOB Indonesia
Dengan adanya fitur cashback baru di UOB One terbitan Indonesia ini, tabel cashback nya tidak lagi ruwet dan membingungkan. Cashback dapat diterima maksimal setelah transaksi ke-10, yaitu mencapai 5%.
Bagaimana cara memaksimalkan cashback UOB One card ini? Simple sih sebenarnya, tidak seperti aturan sebelumnya. Jadi gunakan terus kartu UOB One card ini. Caranya, gunakan transaksi (kalau bisa) kecil-kecil untuk 9 transaksi pertama, kemudian apabila ada transaksi besar, masukkan transaksi tersebut di kartu UOB One, sehingga transaksi besar bisa mendapatkan cashback 5%. Asal jangan lupa, minimal Cashback adalah Rp. 50.000 dan maksimal cashback adalah Rp. 200.000.
Gunakan terus kartu kredit UOB One untuk mendapatkan cashback dengan ketentuan tabel di atas. Agar optimal, jangan sampai cashback di bawah Rp. 50.000, karena tidak akan diberikan. Lebih baik pula jangan sampai di atas Rp. 200.000 karena kelebihannya tidak akan diberikan cashback juga.
Selamat menggunakan kartu UOB One Card
Iklan Head
Saturday, July 28, 2018
Sunday, July 22, 2018
Ikut Asuransi Investasi Itu Rugi?
Jawabannya adalah : bisa ya, bisa tidak. Tergantung dari bagaimana bentuk asuransi investasi tersebut. Misalkan contoh kasus asuransi (sebut saja Z) di bawah ini. Dengan menabung Rp. 25.000.000 per tahun selama 8 tahun, anda mendapatkan manfaat UP sebesar 50 juta rupiah s/d 100 juta rupiah. Seperti ilustrasi di bawah ini
Nah, apakah menguntungkan? Sekali lagi, bisa ya, bisa tidak. Apabila kondisi pasar normal-normal saja, asumsi di pengembangan MENENGAH 12% p.a, maka ilustrasi ini mungkin tidak menguntungkan. Mengapa? Mari kita lihat perbandingannya apabila kita membeli sendiri reksadana yang juga ASUMSI PENGEMBGANNYA 12% p.a
Terlihat bahwa pengembangan di perusahaan Asuransi Z adalah 584 Juta pada akhir tahun 20, sedangkan pengembangan reksadana dengan asumsi pengembangan SAMA sebesar 12%, adalah 830 juta.
Sekarang? mana yang menguntungkan? Semuanya bisa menguntungkan, tergantung cara pandang
Apabila anda memandang bahwa hasil akhir yang terpenting, bisa jadi membeli reksadana sendiri secara berkala, adalah cara yang lebih baik. Sudah terbukti di atas kertas, dengan asumsi pengembangan yang sama, membeli reksadana sendiri terbukti memberikan hasil yang lebih baik.
Lalu bilamana ikut asuransi menguntungkan? Untuk menjawab pertanyaan ini, mungkin kita bisa ambil contoh (amit-amit), misalkan pemegang polis meninggal di akhir tahun kedua, maka ahli waris akan menerima sebesar (25 juta x 2 + 50 juta) 100 juta. Sedangkan apabila membeli reksadana sendiri, ahli waris hanya akan menerima 50 juta berikut pengembangannya. Hampir 2x lipat lebih menguntungkan ikut asuransi kan?
Nah, sekarang tergantung anda sendiri, point of view mana yang lebih cocok untuk anda
Nah, apakah menguntungkan? Sekali lagi, bisa ya, bisa tidak. Apabila kondisi pasar normal-normal saja, asumsi di pengembangan MENENGAH 12% p.a, maka ilustrasi ini mungkin tidak menguntungkan. Mengapa? Mari kita lihat perbandingannya apabila kita membeli sendiri reksadana yang juga ASUMSI PENGEMBGANNYA 12% p.a
Terlihat bahwa pengembangan di perusahaan Asuransi Z adalah 584 Juta pada akhir tahun 20, sedangkan pengembangan reksadana dengan asumsi pengembangan SAMA sebesar 12%, adalah 830 juta.
Sekarang? mana yang menguntungkan? Semuanya bisa menguntungkan, tergantung cara pandang
Apabila anda memandang bahwa hasil akhir yang terpenting, bisa jadi membeli reksadana sendiri secara berkala, adalah cara yang lebih baik. Sudah terbukti di atas kertas, dengan asumsi pengembangan yang sama, membeli reksadana sendiri terbukti memberikan hasil yang lebih baik.
Lalu bilamana ikut asuransi menguntungkan? Untuk menjawab pertanyaan ini, mungkin kita bisa ambil contoh (amit-amit), misalkan pemegang polis meninggal di akhir tahun kedua, maka ahli waris akan menerima sebesar (25 juta x 2 + 50 juta) 100 juta. Sedangkan apabila membeli reksadana sendiri, ahli waris hanya akan menerima 50 juta berikut pengembangannya. Hampir 2x lipat lebih menguntungkan ikut asuransi kan?
Nah, sekarang tergantung anda sendiri, point of view mana yang lebih cocok untuk anda
Tuesday, July 10, 2018
Transaksi Luar Negeri Menggunakan Kurs Rupiah? Jangan!
Sudah tidak asing lagi bahwa kartu kredit sering diajak bepergian oleh pemiliknya. Namun, tahukah anda para pemilik kartu kredit, bahwa transaksi di mesin EDC kini sudah bisa menggunakan mata uang rupiah, sehingga kita bisa langsung melihat kurs nya? Ya, jangan sekali-kali anda ketika di kasir, memilih menggunakan mata uang rupiah, karena hasilnya sudah terbukti lebih mahal.
Salah satu yang berhasil dibuktikan dan didokumentasi adalah contoh 2 kartu kredit di bawah ini.
Dapat dilihat, bahwa, ternyata selalu lebih murah untuk memilih mata uang setempat. Maksudnya adalah, misalkan anda di Australia, pilihlah mata uang AUD, apabila anda di Dubai, pilihlah mata uang AED, begitu seterusnya.
Untuk lebih memastikan keakuratan analisa di artikel ini, kedua transaksi di atas dilakukan menggunakan kartu kredit bank yang sama, jenis yang sama persis, dan di waktu yang hampir berurutan, di mesin EDC yang sama, merchant yang sama. Semuanya dilakukan untuk menghindari deviasi nominal yang bisa terjadi.
Apabila dilakukan perhitungan, selisih dari 220.945 dengan 217.940 adalah 1.37%. Jadi, dapat disimpulkan bahwa menggunakan kurs rupiah di luar negeri adalah tidak efektif, karena akan selalu terkena lebih mahal. Angka 1.37% bisa sangat bervariasi, tergantung dengan penerbit EDC, penerbit kartu kredit, jam transaksi, dan lain sebagainya.
Salah satu yang berhasil dibuktikan dan didokumentasi adalah contoh 2 kartu kredit di bawah ini.
Dapat dilihat, bahwa, ternyata selalu lebih murah untuk memilih mata uang setempat. Maksudnya adalah, misalkan anda di Australia, pilihlah mata uang AUD, apabila anda di Dubai, pilihlah mata uang AED, begitu seterusnya.
Untuk lebih memastikan keakuratan analisa di artikel ini, kedua transaksi di atas dilakukan menggunakan kartu kredit bank yang sama, jenis yang sama persis, dan di waktu yang hampir berurutan, di mesin EDC yang sama, merchant yang sama. Semuanya dilakukan untuk menghindari deviasi nominal yang bisa terjadi.
Apabila dilakukan perhitungan, selisih dari 220.945 dengan 217.940 adalah 1.37%. Jadi, dapat disimpulkan bahwa menggunakan kurs rupiah di luar negeri adalah tidak efektif, karena akan selalu terkena lebih mahal. Angka 1.37% bisa sangat bervariasi, tergantung dengan penerbit EDC, penerbit kartu kredit, jam transaksi, dan lain sebagainya.
Subscribe to:
Posts (Atom)